MEMBANGUN KEBERSAMAAN - KEPEMIMPINAN
( Persfektif
Kebangsaan )
Oleh
: Drs. Jamanarik Nainggolan.
Kekuatan
kita juga ada pada kebersamaan. Pepatah mengatakan; “Satu lidi mudah
dipatahkan, tetapi banyak lidi tidak mudah dipatahkan.” Pepatah ini berbicara tentang kebersamaan.
Kekuatan kita akan menjadi besar dan bahkan bisa sangat besar ketika kita
berada dalam kebersamaan.
Bersatu
kita teguh, bercerai kita runtuh. Jadi kebersamaan itu sangat vital, penting
sekali bagi umat Tuhan dan gereja-Nya. Kalau kita membangun kebersamaan, maka
kita akan hidup rukun. Kerukunan akan mendatangkan berkat dan kesatuan atau
persatuan (kebersamaan) akan menghasilkan kuasa atau juga kekuatan.
Ada
orang berkata, bahwa kebersamaan itu hanya ada (bisa terwujud) pada kelompok atau golongan tertentu saja. Bagi yang berbeda agama, suku atau rasnya,
tidak
mungkin ada kebersamaan, kebersamaan saat ini memang sukar diwujudkan. Dan memang kalau
kita perhatikan, ada orang atau
kelompok yang ekslusif, dimana mereka berkata bahwa kelompoklah
yang benar, yang lain tidak
benar.
Pengajaran yang seperti ini mereka gembar-gemburkan yang membuat kelompok
tersebut tertutup dan tidak mau bergabung dengan kelompok lainnya, terutama dalam
kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk kebersamaan.
Dalam
skala kecil, misalnya di Kabupaten Bandung, kita menemukan betapa sulitnya orang
bersatu. Dari sekitar 3,4
juta penduduk Kabupaten Bandung, berapa
banyak yang mau bersatu untuk membangun bangsa ini, khusus kota Kabupaten
Bandung. Orang-orang muda sudah seharusnya melihat jauh ke
depan; apa potensi dan apa yang dapat dilakukan oleh orang-orang muda, lebih lagi
para pemimpin di kota Kabupaten Bandung ini.
Kebersamaan
adalah kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi untuk menjawab tantangan yang
sedang terjadi dan yang akan terjadi ke depan.
Kebersamaan ini akan mendatangkan anugrah Tuhan atas bangsa
kita, ketika kita duduk bersama, memikirkan dan memecahkan bersama
persoalan-persoalan yang sudah terjadi, sedang terjadi, akan terjadi; solusi
apa yang kita dapat atau akan lakukan sehingga persoalan-persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini dapat
dipecahkan bersama.
Tetapi
sebenarnya persoalan-persoalan yang sedang terjadi di antara kita ditengah-tengah bangsa ini, sedemikian
pelik yang benar-benar telah terjadi saling melukai hati dan atau perasaan di
antara kita, yang juga mengakibatkan
pengelompokan secara eksklusif.
Bangsa ini membutuhkan perhatian
yang serius, dimana kebutuhan rohani mereka maupun kehidupan mereka
sehari-sehari sangat perlu mendapat perhatian dari hamba-hamba Tuhan dan para Pemimpin yang berhati mulia.
Saat ini hal tersebut hampir saja terabaikan, memang hal ini memerlukan perhatian dari
kita semua.
Di
sebahagian tempat terjadi, bahwa kebersamaan dapat terwujud ketika terjadi mereka sama-sama teraniaya, maka muncul
rasa kebersamaan, minta bantuan kepada yang lainnya. Ketika ada badan atau
lembaga tertentu yang dapat mengurus, maka kita pun datang kepada mereka. Di
Kabupaten Bandung, kebersamaan harus
kia wujudkan, di antara berbagai suku, bahasa yang berbeda dan latar belakang
sosial dan budaya.
Badan
Kerja Sama Gereja-Gereja dan Lembaga Pelayanan Kristiani (BKSG-LPK) dapat
membantu mencari solusi atas persoalan tersebut saat ini, maka sudah seharusnya kita mulai bergerak bersama
untuk bersatu membangun kota kita.
Jadi kita semua harus
dapat melihat situasi dan keadaan ini.
Bangsa Kita Membutuhkan Pemimpin yang Berhati
Mulia.
Di
dalam Kitab Suci, Allah seringkali dikatakan sedang mencari seseorang yang
mempunyai ciri tertentu. Bukannya banyak orang, melainkan satu. Bukannya satu
kelompok, melainkan satu pribadi. “Kota
(Red) sangat
membutuhkan pemimpin-pemimpin,” demikian keluh William E. Sangster.
Jika
kita ingin memenuhi kewajibannya
terhadap generasi yang akan datang, maka kebutuhannya yang sangat mendesak
ialah kebutuhan akan seorang pemimpin yang berwibawa, yang rohani dan yang rela
berkorban. Berwibawa, karena orang senang dipimpin oleh seseorang yang tahu ke mana
ia pergi dan yang membangkitkan kepercayaan. (1)
Bangsa ini milik
Allah. Umat juga milik kepunyaan Allah. Sebab Allah sendiri yang telah
menciptakan umat-Nya. Ketika manusia memilih untuk menyimpang dari Allah,
dengan cara menggadaikan dirinya kepada dosa, Allah sendiri yang datang memberi pengampunan atas dosa-dosa mereka.
Kita
adalah hamba-Nya yang dipilihnya untuk melaksanakan seluruh kehendak-Nya di tengah-tengah bangsa ini.
Kepemimpinan
adalah proses memotivasi, memobilisasi, memperlengkapi dan mengarahkan
orang-orang untuk mengejar visi dari Tuhan yang dinyakini bersama oleh suatu
kelompok dengan penuh gairah dan terencana. Seorang pemimpin membuat
orang-orang bersukacita akan visi Tuhan. Ini adalah motivasi yang substansial,
bukan motivasi yang sekarang menggebu-gebu tetapi besok “melempem”, yang
terjadi karena kita meniup-niup “harga diri” orang, atau karena memuji-muji
impian satu dimensi mereka tentang kehebatan, yang menyebabkan orang-orang itu
terinspirasi secara tidak realistik. (2)
Bangsa ini harus melangkah dalam satu tujuan, dan visi yang diberikan adalah
mewujudkan persatuan dan kesatuan bagi bangsa ini, tetapi hal itu juga harus dimulai dari para
pemimpin itu sendiri.
Seseringkali, justru para pemimpinlah yang menggaburkan tonggak kebersamaan itu ditengah-tengah suatu bangsa. Itulah sebabnya kita
benar-benar membutuhkan dan mencari pemimpin yang siap menyingsingkan lengannya
dan mau berkorban untuk membayar harga kebersamaan yang Tuhan kehendaki. Kita
terus mencari pemimpin yang berhati mulia untuk dapat dipakai Tuhan mewujudkan kebersamaan.
Orang
yang mencari visi adalah seseorang yang akhirnya menyadari kegunaan dan harapan
yang diperoleh melalui visi Allah untuk hari-hari mendatang. Setelah menempuh
perjalanan untuk menemukan visi yang Allah miliki, mereka masih merasa tidak
aman mengenai peranan mereka dalam proses ini dan belum merasa yakin terhadap
visi itu sendiri. Meskipun demikian, mereka telah melewati masa krisis mengenai
konsep visi dan sekarang secara aktif mengejar gambaran yang besar. Mungkin motto
yang lazim dipakai oleh orang-orang pada tahap perkembangan ini adalah : “Mestinya
hidup lebih dari sekedar ini.” (3)
Adanya visi menuntut kepemimpinan
yang kuat, efektif, pejuang visi harus dengan berani dan terus menerus
menegaskan kepemimpinannya namun harus mendasarkannya pula pada isi dan
komitmen terhadap visi. – George Barna.
Tantangannya
sekarang pada kota Kabupaten
Bandung,
seberapa banyak dari antara jutaan
masyarakat yang bersedia memberi diri untuk tujuan membangun kota ini, bukan oleh dirinya
sendiri ataupun oleh organisasinya, untuk melaksanakan Pembangunan, sehingga masyarakat yang makmur dan damai di dunia
ini terwujud dengan segera. Kita semua bertanya dan terus menerus
bertanya-tanya, sampai kapan kita
akan
mengalami nasip seperti sekarang ini di Indonesia? Berapa banyak lagi yang akan mengalami penyaniayaan, berapa
jumlah orang yang akan menjadi korban kekerasan, akibat perlakuan yang
semena-mena orang atau kelompok
tertentu?
Siapa saja yang mau dan rela ambil bagian untuk perduli dan bersedia menjawab tantangan
tersebut?
Leroy
Eims, dalam bukunya yang berjudul, 12 Ciri Kepemimpinan yang Efektif,
menyatakan, empat syarat yang vital yang harus ada pada seorang pemimpin, yaitu
:
1.
Kejujuran
2.
Kesetiaan
3.
Kemurahan Hati
4.
Kerendahan hati.
Dua
prinsip tambahan secara khusus banyak membantu apabila membina calon-calon
pemimpin, yaitu :
1.
Memilih dengan Bijaksana
2.
Investasikan waktu. (4)
Berdoa
untuk Pemimpin.
Kita
kekurangan pemimpin yang siap dipakai untuk kebersamaan, persatuan dan
kesatuan. Banyak pemimpin yang dapat mengajar dan mengkhotbah kebersamaan,
tetapi sangat sedikit yang siap sedia untuk melakukannya.
Di
tempat lainnya, kita banyak menemukan
kasus, bahwa persoalan terjadi di antara para pemimpin dalam suatu bangsa. Pemimpin yang satu menjelak-jelekkan pemimpin lainnya,
karena kehendaknya yang
tidak tercapai, dlsb.
Sungguh,
kita harus berdoa untuk para pemimpin, sehingga para pemimpin tidak menghalangi
atau menghambat rancangan
mewujudkan kebersamaan dalam membangun bangsa ini. Yang sering
didoakan adalah bangsa dan Negara, para pemimpin pemerintahan, pembangunan,
korupsi, keuangan atau yang serupa itu. Jarang didoakan para pemimpin supaya
bersatu; yang sakit hati, iri hati, yang saling membenci, atau yang serupa
dengan itu, satu sama lainnya supaya bersatu dan bersama-sama meminta, supaya
Tuhan memberikan hati yang baru dalam kebersamaan, persatuan dan kesatuan bagi
para pemimpin tersebut. Karena itulah yang diharapkan untuk terjadi hari-hari
ini. Dan hasilnya akan terlihat, kebersamaan terwujud, pemimpin akan
melipatganda juga.
John
C. Maxwell, dalam bukunya, Mengembangkan Kepemimpinan di Sekitar Anda
menyatakan; Para pemimpin menciptakan dan mengilhami pemimpin-pemimpin yang
baru dengan menanamkan keyakinan di dalam kesanggupan-kesanggupan kepemimpinan
mereka serta membantu mereka mengembangkan dan mengasah keterampilan-keterampilan
kepemimpinan yang tidak mereka sadari bahwa mereka memilikinya. (5)
Jadi kita sangat
perlu berdoa dan bergumul untuk para pemimpin, sehingga para pemimpin
melaksanakan apa yang benar, jujur
dan perduli akan pembangunan bangsa dan negara ini.
Dalam
bukunya yang berjudul 21 Kualitas Kepemimpinan Sejati, John C. Maxwell
menyatakan, apakah yang harus diketahui semua orang tentang karakter?
1.
Karakter adalah lebih dari sekedar
perkataan
2.
Talenta adalah Karunia, namun Karakter
adalah Pilihan
3.
Karakter membawa Sukses yang langsung
dengan orang lain
4.
Seorang pemimpin tak dapat melampaui
keterbatasan Karakternya.(6)
Berapa banyak para
pemimpin yang memiliki karakter yang
baik?
Bangsa ini sangat membutuhkan Kepemimpinan yang berkarakter, berbudi luhur dan berahlak mulia,
maka harapan dalam membangun kebersamaan menuju pembangunan suatu bangsa yang
kuat dan
bersatu seperti yang kita harapkan
akan terwujud.
Larry
S. Julian, God is My CEO (Kepemimpinan Melalui Teladan) halaman 120-122,
menyimpulkan :
1.
Kepemimpinan melalui Teladan.
Intinya,
kita harus mencerminkan sifat yang
baik
agar dapat dilihat oleh orang lain.
2.
Rasa Hormat.
Setiap
pemimpin memiliki keyakinan yang kuat bahwa setiap individu harus diperlakukan
dengan penuh rasa hormat dan bermartabat.
3.
Belas Kasih.
Tidak
seorangpun dapat mencegah kita untuk berdoa bagi orang lain. Juga tidak
seorangpun dapat mencegah kita menjadi siapa kita kecuali diri kita sendiri. (7)
Keluar
Kandang dan Bergabung dengan Pemimpin Visioner lainnya.
Saat ini dicari para pemimpin yang mau mengambil
keputusan untuk keluar dari kandang pikirannya
yang salah dan bergabung untuk memikirkan bersama dan mencari
solusi atas persoalan-persoalan yang sedang terjadi. Kita harus bersatu padu
untuk membangun kekuatan sehingga
dapat
berjalan dengan lancar untuk
membangun bangsa ini.
Musuh bangsa ini terus menerus membangun
strategi untuk menghancurkan bangsa
ini,
sementara para pemimpin masih hanya sibuk di dalam. Kita kurang perduli akan
penderitaan saudara kita yang lainnya. Banyak pemimpin tidak mau perduli dengan saudaranya
yang lain, yang penting mereka sendiri aman. Bahkan ada juga yang senang atas penderitaan orang yang lainnya. Sangat
sedikit orang yang perduli.
Kini saatnya kita harus bergandengan tangan untuk
mengerjakan pekerjaan yang sulit ini.
Jikalau kita sibuk apalagi sangat sibuk karena urusan pribadi kita, maka bagaimana kita dapat melakukan
kebersamaan ini untuk bangsa ini?
Dr.
Rubin Adi Abraham menyatakan salah satu fungsi pemimpin adalah berhubungan
dengan orang lain secara positif. Pemimpin harus menjalin hubungan persahabatan
dengan orang lain, dan berorientasi pada manusia (people oriented). Mereka
mengilhami orang lain. (8)
Seorang
pemimpin Kristen, disamping harus sudah lahir baru, ia haruslah memiliki
kepribadian yang matang/dewasa, antara lain :
-
Jujur
-
Menjaga kesucian
-
Memiliki pendirian rohani yang teguh
-
Disiplin
-
Keberanian
-
Kerendahan hati
-
Rajin, mau bekerja keras
-
Rela berkorban / menderita
-
Kesabaran
-
Memperhatikan
-
Penuh dengan Roh Kudus
-
Hikmat
-
Dapat diteladani. (9)
Kualitas
Kepemimpinan yang harus dimiliki :
1.
Berpandangan luas
2.
Penglihatan ke depan (Visi)
3.
Cakap / Terampil
4.
Mampu berkomunikasi dengan baik
5.
Mampu membuat keputusan
6.
Memiliki rasa humor
7.
Bisa marah untuk alasan dan pada waktu
yang tepat
8.
Menjalin persahabatan
9.
Kemampuan melaksanakan.
Ketika
seorang pemimpin memiliki kepribadian dan kualitas sebagaimana dimaksud
tersebut di atas, maka diharapkan telah memenuhi harapan untuk dapat bergabung
dengan para pemimpin yang lainnya dalam membangun kebersamaan.
Kesimpulan.
1.
Semua orang harus bersatu, berapapun harganya
kita harus bayar untuk persatuan dan kesatuan, sehingga cita-cita kemerdekaan NKRI dapat terwujud.
2.
Bilamana para pemimpin bersatu, maka masyarakatpun akan bersatu.
3.
Kesatuan dan persatuan akan menghasilkan
kekuatan yang luar biasa.
Daftar
Pustaka :
(1). Kepemimpinan Rohani, hal. 16,17 – J. Oswald
Sanders.
(2). A Fish Out of Water, hal. 6 – George Barna.
(3). Visi ke dalam Aksi, hal. 145 – George Barna.
(4). 12 Ciri Kepemimpinan yang Efektif, hal. 61-71 –
Leroy Eims.
(5). Mengembangkan Kepemimpinan di Sekeliling Anda,
hal. 11 – John C. Maxwell.
(6). 21 Kualitas Kepemimpinan Sejati, hal. 13,14 –
John C. Maxwell.
(7). God is My CEO, hal. 120-122 – Larry S. Julian.
(8). Kepemimpinan Kristen dan Trend Global, hal. 50
– Dr. Rubin Adi Abraham.
(9). Kepemimpinan Kristen dan Trend
Global, hal. 10-16. – Dr. Rubin Adi Abraham.
Catatan :
Nara Sumber adalah :
-
Ketua
Umum BKSG-LPK Kab. Bandung.
-
Seketaris
PGPI Prov. Jawa Barat.
-
Penasehat
PGLII Prov. Jawa Barat.
-
Ketua
Umum PARTONA Se Bandung Raya.
-
Menyelesaikan
S1 dari UNINUS Bandung tahun 1990.
- Study akhir di STT Kharisma Bandung.
- Study akhir di STT Kharisma Bandung.