Sabtu, 25 April 2015

MEMBANGUN JEMAAT LOKAL




PERANAN JEMAAT DALAM MEMBANGUN JEMAAT (GEREJA) LOKAL
( Oleh : Jamanarik Nainggolan )

     

       Shalom,
       Pertama-tama, marilah kita mengucapkan segala puji, syukur dan hormat kepada Tuhan dan Allah kita yang hidup, Tuhan di dalam nama Yesus Kristus, yang telah memelihara dan memberkati kita dari hari yang lalu sampai saat ini, yang juga sampai masa tua kita, Dia Bapa yang baik akan terus memelihara dan memberkati kita semuanya.
       Salam hormat, saya sampaikan kepada kepada Bapak, Ibu, yang memberi perhatian untuk pengembangan Pekerjaan Tuhan di Indonesia, dan diserta rasa percaya diri saya menyapa semua bapak, Ibu yang ada blog ini, bahwa dengan membaca tulisan ini hendaknya membawa dampak keluar, dimana kita melayani di ladang-Nya yang sangat luas dan sudah menguning itu.
         Topik yang akan saya bahas dalam pertemuan kali ini, adalah “Peranan Jemaat dalam Membangun Gereja Lokal.”
          Izinkan saya menyampaikan beberapa hal penting dalam ceramah ini, yang saya harapkan dapat menambah khasanah perbendaharaan kita dalam membangun sebuah gereja lokal. 
Saya percaya bahwa bilamana umat Tuhan, yang Tuhan percayakan untuk kita layani atau kita gembalakan, dapat berperan serta sebagai tubuh Kristus dalam membangun dan mengembangkan kerajaan Allah di bumi ini, seperti doa Tuhan Yesus di dalam Matius 6:9-10 yang menyatakan, Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga, maka Kerajaan Allah akan semakin nyata wujudnya di muka bumi, yang akan di mulai dari gereja lokal, dimana kita sedang melayani, yang terus akan berkembang dan meluas sehingga kita dapat berkata, kosongkan neraka dan penuhkan surga dengan jiwa-jiwa yang diselamatkan Tuhan Yesus Kristus.
                   
Pengertian Jemaat
          Kata "Jemaat" dalam Kitab Perjanjian Baru (PB) diterjemahkan dari kata “ekklesia”, yaitu “ek” yang berarti “keluar dari”, dan kata “kaleoo” yang berarti “dipanggil.” Jadi kata “Jemaat” secara etimologisnya adalah orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan dunia ini dan masuk ke dalam terang Kristus yang ajaib oleh berita Injil yang ajaib juga.
Sebagaimana dimaksud dalam 1 Petrus 2:9-10, Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.
           Jadi bagi umat Kristen pengertian Jemaat adalah kumpulan Persekutuan orang-orang yang percaya, yang telah ditebus oleh darah Kristus Yesus yang harganya lunas dibayar, dibenarkan dan dikuduskan  sebagaimana di tulis dalam 1 Petrus 1:18-19, Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
I Korintus 1:2 kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.

Pembangunan
            Pembangunan mengandung arti, yaitu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya atau tindakan-tindakan secara terencana guna memperbaiki berbagai aspek kehidupan kelompok masyarakat, termasuk kerohaniannya. Pengertian ini mencakup perubahan perilaku, cara berfikir dan atau pola kehidupan dari tingkat yang terendah sampai kepada tingkatan yang lebih baik dan besar.
             Jadi pembangunan gereja lokal, berarti proses melakukan perubahan melalui tindakan membangun jemaat lokal yang dilaksanakan secara terencana guna memperbaiki pelayanan secara menyeluruh menuju kemajuan jemaat itu sendiri.

Gereja
             Pemahaman umum yang banyak diterima orang tentang pengertian gereja adalah gedung sebagai sarana atau tempat orang beribadah. Sedangkan yang penceramah maksudkan disini adalah tubuh Kristus-nya, yaitu kumpulan orang-orang yang percaya, yang berkumpul sebagai tubuh Kristus dalam satu kelompok jemaat lokal, yang meskipun untuk itu dibutuhkan lokasi atau tempat mereka berkumpul atau berhimpun dan bersekutu.
1 Korintus 12:13-14,  Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. Gereja adalah suatu ciptaan ilahi di dalam Anak-Nya. Orang dosa yang beroleh selamat mengacu pada perorangan, tetap gereja mengacu kepada sekelompok orang (korporat).[1]  
             Jadi gereja lokal adalah orang-orang yang percaya yang berkumpul di suatu lokasi atau tempat untuk melakukan suatu aktifitas kerohanian yang berkenan kepada Allah Bapa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
             Bapak, Ibu, yang di kasihi Tuhan Yesus Kristus yang ada dalam kelas ini.
Sebagai seorang hamba Tuhan, kita perlu memikirkan jemaat yang seperti apa yang akan ada di dalam gereja Tuhan yang kita layani? Apakah kita sudah cukup puas dengan keadaan jemaat yang sekarang ada bersama dengan kita, atau masih kita punya kerinduan untuk melibatkan mereka dalam pembangunan tubuh Kristus? Atau adakah jemaat Tuhan yang ada sekarang sudah sesuai dengan harapan Tuhan sebagaimana dimaksud dalam Alkitab, I Korintus 3:10, Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
              Untuk itu kita perlu mengerjakan hal-hal berikut ini :
1.     Kita harus melatih jemaat untuk bertumbuh ke dalam Dia yang adalah kepala, Efesus 4:15 tetapi  
      dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke 
      arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
2.     Gereja harus melibatkan jemaat Tuhan dalam membangun gereja Yesus Kristus supaya 
      mengalami kemajuan dalam perkembangan kualitas dan kuantitas, dimana kita ditempatkan-Nya 
      untuk tugas itu.
3.     Untuk itu dibutuhkan pelatihan, dan gereja memerlukan kurikulum yang sesuai dengan 
      kebutuhan itu.

Pelatihan Jemaat Tuhan
              Sebagai warja gereja, jemaat memerlukan sutau proses transpormasi bertahap dan berkesinambungan menuju gereja yang dikehendaki oleh Tuhan pada masa kini dan masa yang akan datang. Gereja harus memberdayakan semua warganya dengan berbagai macam talenta-talenta yang dimiliki oleh masing-masing jemaat. Gereja harus bergerak mengoptimalkan hal itu, sehingga gereja dapat bertumbuh dengan melibatkan warga jemaatnya dalam pembangunan gereja lokal, sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan Yesus Kristus.
              Berbagai cara dapat dilakukan dalam melatih jemaat Tuhan. Salah caranya yang dilakuka adalah melalui pemuridan. Lewat cara pemuridan, jemaat dapat diarahkan ke suatu arah tujuan pelayanan supaya mengalami pertumbuhan.
Presiden Amerika Serikat yang terkenal, Abraham Lincoln, pernah berkata, “kalau kita sudah tahu di mana kita berada, dan kemana kita hendak pergi, kita dapat merencanakan apa yang kita harus lakukan dan bagaimana cara melakukannya.” Dalam pemuridan pun kita harus tahu kemana kita akan pergi dan bagaimana kita dapat sampai ke tujuan itu.[2]

Melibat Jemaat Lokal
               Gereja akan mengalami kemajuan dan perkembangan sedemikin ketika warga jemaatnyya dilibatkan dalam pelayanan bersama. Pelayanan bersama membutuhkan kebersamaan pula, yaitu sehati, sepikir, sepennggungan dan satu tujuan. Kita tidak boleh saling membiarkan jemaat untuk tidak terlibat dalam pelayanan gereja lokal, sebab gereja lokal membutuhkan jemaat lokal juga untuk bergerak bersama dalam pelayanan. Mereka memiliki talenta-talenta yang dapat dipakai oleh Tuhan dalam pelayanan.
               Masing-masing jemaat memiliki kapasitasnya masing-masing dalam turut serta membangun jemaat Tuhan. Demikian dengan segala pemikirannya untuk dapat bekerja. Joyce Meyer berkata;
Tahukah Anda bahwa pemikiran bisa bekerja bagi Anda atau melawan Anda, tergantung bagaimana Anda melatih pikiran Anda? Ketika pikiran Anda bekerja bagi Anda, pikiran Anda akan membantu Anda untuk berfikir positif, meraih tujuan-tujuan dalam hidup, dan memikirkan pemikiran-pemikiran yang membuat Anda mampu menikmati keseharian Anda. Namun ketika pikiran Anda melawan Anda, pikiran Anda bisa membuat Anda negatif dan putus asa, menghalangi Anda untuk mencapai apa yang Anda inginkan atau perlukan, dan membuat Anda memiliki pemikiran-pemikiran yang membuat Anda merusak diri senndiri.[3]

Pertanyaannya, adalah ;
1.     Apakah jemaat mau atau tidak mau dilibatkan?
2.     Apakah gereja tidak mengerti melibatkan mereka dalam pelayanan gereja?
3.     Apakah gereja memberikan ruang yang lebih luas kepada warganya untuk terlibat dalam 
      pelayanan gereja?
4.     Apakah ada syarat-syarat tertentu yang disyaratkan oleh gereja tertentu dalam mengiizinkan 
      warganya terlibat dalam pelayanan?
5.     Maukah gereja melakukan perubahan yaitu dengan menerima jemaat lokal terlibat dalam 
      pelayanannya serta melatih dan mendidik mereka sehingga siap melayani Tuhan-nya?
              Semua pertanyaan tersebut diatas hanya dapat di jawab oleh masing-masing gereja dimana kita terlibat dalam pelayanan. Tetapi saya boleh menghimbau setiap pemimpin dalam suatu gereja lokal untuk membuka ruang kepada setiap warga gerejanya dalam memberikan kesempatan kepada warga gerejanya untuk melibatkan mereka dalam pelayanan, atau setidak-tidaknya, kepada kita yang ada di kelas ini, siapa saja, dalam artian apapun keberadaan kita di medan pelayanan kita, supaya menghimbau setiap orang yang memiliki kapasitas sesuai kewenangan mereka untuk membuka akses bagi warga gereja supaya melibatkan mereka dalam pelayanan.
            Beberapa bidang pelayanan yang dapat menjadi gambaran bagi untuk melibatkan warga jemaat dalam suatu gereja lokal, antara lain seperti diungkapkan Pdt. Dr. H. L. Senduk.
Dalam kalangan kita ada 6 tingkat pelayanan Pekabaran Injil, yaitu:
a.     Sekolah Minggu (Kebaktian Anak-anak)..
b.     Kebaktian Remaja.
c.     Kebaktian Pemuda.
d.     Kebaktian Rumah Tangga (Ibadah Keluarga).
e.     Kebaktian dalam Gereja.
f.      Kebaktian dalam Gedung-gedung Umum atau Lapangan Terbuka.[4]
Tetapi masih ada banyak kegiatan pelayanan lainnya yang membutuhkan tenaga pelayanan diluar yang ditulis oleh bapak Pdt. Dr. H. L. Senduk tersebut diatas.

Membangun Kurikulum.
            Belajar menjadi suatu keharusan bagi semua orang. Orang dapat mengerti segala sesuatu adalah lewat belajar. Skinner, seperti dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational Psychologi: the Teaching-Leaching Proces, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaftasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif.[5]
            Gereja ternyata membutuhkan kurikulum menuju pembangunan kemajuannya. Ketika kita hendak bergerak dalam melibatkan warga jemaat dalam pelayanan, jemaat yang mau dan atau bersedia, seringkali mendapat kesulitan dalam mengatasi permasalahan yang timbul dalam pelayanan yang mereka terima dan laksanakan itu. kurangnya pengetahuan akan membuat timpang suatu pelayanan. Semangat panggilan kita tidaklah cukup untuk menghantarkan kita kepada keberhasilan. Pelatihan dan pendidikan yang kita terima, bilamana tidak dirancang dengan kurikulum yang baik, sesuai kebutuhan maka akan menghasilkan pelayanan yang tidak opptimal. Sering kita menemukan pepatah yang mengatakan, ‘gara-gara setetes nila, maka rusak susu sebelanga.’ Sedikit kesalahan dapat merusakkan segudang kegiatan yang sudah dilaksanakan. Kekurang mampuan kita untuk memahami, mengerti seluk beluk pelayanan kita, akan membuat kita keliling-keliling seperti umat Israel, yang setidak-tidaknya selama empat puluh hari perjalanan, mereka sudah bisa tiba di Tanah Kanaan, ternyata hingga empat puluh tahun, dengan segala resiko yang sangat fatal, bahkan kematian yang mengerikan. Akhirnya hanya dua orang Joshua dan Kaleb yang tiba di Tanah Kanaan, sedangkan yang lainnya adalah mereka yang lahir di dalam perjalanan itu. Hal yang seperti itupun bisa terjadi dalam pelayanan kita, dimana kita sudah puluhan tahun melayani, namun tidak berkembang karena kurangnya pemahaman dan atau pengetahuan untuk itu, sedangkan ada orang yang baru beberapa tahun saja memulai pelayanannya, karena sudah memenuhi kebutuhan seperti yang dibutuhkan dalam pelayanan itu, pelayanannya cepat berkembang dan mengalami kemajuan.
            Bangunlah Kurikulum sesuai kebutuhan warga jemaat.
Dari kamus Wikipedia (internet) dikatakan bahwa; Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam suatu periode jenjang pendidikan.[6]
Dari pernyataan diatas dapat kita tangkap bahwa ketika gereja membuat kurikulum untuk warga jemaatnya sesuai kebutuhan pelayanannya, maka bisa dipastikan bahwa semua yang terlibat dalam mata pelajaran tersebut akan mendapat pengertian dan penjelasan yang benar, guna membekali mereka dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewajiban pelayanannya dalam sebuah gereja lokal.
Karena itu gereja yang telah melaksanakan pelatihan warga jemaatnya dengan kurikulum yang sesuai kebutuhan mereka, pasti atau setidaknya, gereja itu akan mengalami kemajuan, pertumbuhan dalam pengembangan jemaat lokalnya.

Kesimpuan dan Penutup
             Saya akhirnya menarik kesimpulan, sebagai berikut :
1.     Warga jemaat dalam suatu gereja lokal, masing-masing memiliki talenta-talenta yang yang dapat 
      dipergunakan dalam membangun sebuah gereja lokal.
2.     Warga jemaat dalam sebuah gereja lokal, membutuhkan ruang atau akses yang lebih untuk 
      mereka terlibat atau dilibatkan dalam suatu pelayanan gereja lokal.
3.     Warga jemaat yang menerima pendidikan atau pelatihan dalam membangun suatu gereja lokal, 
      akan lebih efektif bahkan efisien dalam melaksanakan tugas pelayanannya dari pada yang tidak 
      menerima pendidikan atau pelatihan untuk itu.
4.     Melibatkan warga jemaat dalam suatu pelayanan, akan membuat suatu gereja lokal bertumbuh 
      baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
             Akhir kata bahwa segala sesuatu yang kita rancang dan laksananakan di dunia ini tentullah ada kekurangan alias tidak sempurna, tetapi lebih baik berbuat sekalipun ada kekurangan dari pada tidak berbuat sama sekali yang justru akan membuat kita mandul alias tidak menghasilkan buah.
              Semoga ceramah ini bermamfaat bagi bapak, ibu sekalian.mohon maaf kalau ada yang kurang. Tuhan Yesus Kristus, memberkati kita  semua dengan segala kelimpahan rahmat an anugrah-Nya. Amin.



              [1]Watchman Nee, Penghidupan Orang Kristen yang Normal (Surabaya, Yayasan Perpustakaan Injil, 1992),  224. 
              [2]Carol Fish, Menjadi dan Menjadikan Murid Kristus (Bandung, Kalam hidup, tt.), 85.
              [3]Joyce Meyer, Kekuatan Pikiran (Jakarta Utara, Tangan Pengharapan, 2012), 29.
              [4]Senduk, H.L., Pengkhotbah yang Dinamis (Yayasan Bethel, tt.), 85. 
              [5]Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta, Rajawali Pers, 2013) , 64.
              [6]Wikipedia, Internet.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar