PERANAN JEMAAT DALAM MEMBANGUN JEMAAT (GEREJA) LOKAL
( Oleh : Jamanarik Nainggolan )
Shalom,
Pertama-tama, marilah kita mengucapkan segala puji, syukur dan hormat kepada
Tuhan dan Allah kita yang hidup, Tuhan di dalam nama Yesus Kristus, yang telah
memelihara dan memberkati kita dari hari yang lalu sampai saat ini, yang juga
sampai masa tua kita, Dia Bapa yang baik akan terus memelihara dan memberkati
kita semuanya.
Salam hormat, saya sampaikan kepada kepada Bapak, Ibu, yang memberi perhatian
untuk pengembangan Pekerjaan Tuhan di Indonesia, dan diserta rasa percaya diri
saya menyapa semua bapak, Ibu yang ada blog ini, bahwa dengan membaca tulisan
ini hendaknya membawa dampak keluar, dimana kita melayani di ladang-Nya yang
sangat luas dan sudah menguning itu.
Topik yang akan saya bahas dalam pertemuan kali ini, adalah “Peranan
Jemaat dalam Membangun Gereja Lokal.”
Izinkan saya menyampaikan beberapa hal penting dalam ceramah ini,
yang saya harapkan dapat menambah khasanah perbendaharaan kita dalam membangun
sebuah gereja lokal.
Saya percaya
bahwa bilamana umat Tuhan, yang Tuhan percayakan untuk kita layani atau kita
gembalakan, dapat berperan serta sebagai tubuh Kristus dalam membangun dan
mengembangkan kerajaan Allah di bumi ini, seperti doa Tuhan Yesus di dalam
Matius 6:9-10 yang menyatakan, Karena itu
berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah
Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga, maka Kerajaan Allah
akan semakin nyata wujudnya di muka bumi, yang akan di mulai dari gereja lokal,
dimana kita sedang melayani, yang terus akan berkembang dan meluas sehingga
kita dapat berkata, kosongkan neraka dan penuhkan surga dengan jiwa-jiwa yang
diselamatkan Tuhan Yesus Kristus.
Pengertian
Jemaat
Kata "Jemaat" dalam Kitab Perjanjian
Baru (PB) diterjemahkan dari kata “ekklesia”, yaitu “ek” yang berarti “keluar
dari”, dan kata “kaleoo” yang berarti “dipanggil.” Jadi kata “Jemaat” secara
etimologisnya adalah orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan dunia ini
dan masuk ke dalam terang Kristus yang ajaib oleh berita Injil yang ajaib juga.
Sebagaimana
dimaksud dalam 1 Petrus 2:9-10, Tetapi
kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat
kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang
besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang
telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah
beroleh belas kasihan.
Jadi bagi umat Kristen pengertian Jemaat adalah kumpulan Persekutuan
orang-orang yang percaya, yang telah ditebus oleh darah Kristus Yesus yang
harganya lunas dibayar, dibenarkan dan dikuduskan sebagaimana di tulis
dalam 1 Petrus 1:18-19, Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari
cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan
barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah
yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak
bernoda dan tak bercacat.
I Korintus 1:2 kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu
mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi
orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada
nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.
Pembangunan
Pembangunan mengandung arti, yaitu proses perubahan yang dilakukan melalui
upaya atau tindakan-tindakan secara terencana guna memperbaiki berbagai aspek
kehidupan kelompok masyarakat, termasuk kerohaniannya. Pengertian ini mencakup
perubahan perilaku, cara berfikir dan atau pola kehidupan dari tingkat yang
terendah sampai kepada tingkatan yang lebih baik dan besar.
Jadi pembangunan gereja lokal, berarti proses melakukan perubahan melalui
tindakan membangun jemaat lokal yang dilaksanakan secara terencana guna
memperbaiki pelayanan secara menyeluruh menuju kemajuan jemaat itu sendiri.
Gereja
Pemahaman umum yang banyak diterima orang tentang pengertian gereja adalah
gedung sebagai sarana atau tempat orang beribadah. Sedangkan yang penceramah
maksudkan disini adalah tubuh Kristus-nya, yaitu kumpulan orang-orang yang percaya,
yang berkumpul sebagai tubuh Kristus dalam satu kelompok jemaat lokal, yang
meskipun untuk itu dibutuhkan lokasi atau tempat mereka berkumpul atau
berhimpun dan bersekutu.
1 Korintus 12:13-14, Sebab dalam satu Roh kita
semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang
merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari
satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak
anggota. Gereja adalah suatu ciptaan ilahi di dalam Anak-Nya. Orang dosa yang
beroleh selamat mengacu pada perorangan, tetap gereja mengacu kepada sekelompok
orang (korporat).[1]
Jadi gereja lokal adalah orang-orang yang percaya yang berkumpul di suatu
lokasi atau tempat untuk melakukan suatu aktifitas kerohanian yang berkenan
kepada Allah Bapa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Bapak, Ibu, yang di kasihi Tuhan Yesus Kristus yang ada dalam kelas ini.
Sebagai seorang
hamba Tuhan, kita perlu memikirkan jemaat yang seperti apa yang akan ada di
dalam gereja Tuhan yang kita layani? Apakah kita sudah cukup puas dengan
keadaan jemaat yang sekarang ada bersama dengan kita, atau masih kita punya kerinduan
untuk melibatkan mereka dalam pembangunan tubuh Kristus? Atau adakah jemaat
Tuhan yang ada sekarang sudah sesuai dengan harapan Tuhan sebagaimana dimaksud
dalam Alkitab, I Korintus 3:10, Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang
dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah
meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap
orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
Untuk itu kita perlu mengerjakan hal-hal berikut ini :
1.
Kita harus melatih jemaat untuk bertumbuh ke dalam Dia
yang adalah kepala, Efesus 4:15 tetapi
dengan teguh berpegang
kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke
arah Dia, Kristus, yang
adalah Kepala.
2.
Gereja harus melibatkan jemaat Tuhan dalam membangun
gereja Yesus Kristus supaya
mengalami kemajuan dalam
perkembangan kualitas dan kuantitas, dimana kita ditempatkan-Nya
untuk tugas itu.
3.
Untuk itu dibutuhkan pelatihan, dan gereja memerlukan
kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan itu.
Pelatihan Jemaat Tuhan
Sebagai warja gereja, jemaat memerlukan sutau proses transpormasi bertahap dan
berkesinambungan menuju gereja yang dikehendaki oleh Tuhan pada masa kini dan
masa yang akan datang. Gereja harus memberdayakan semua warganya dengan
berbagai macam talenta-talenta yang dimiliki oleh masing-masing jemaat. Gereja
harus bergerak mengoptimalkan hal itu, sehingga gereja dapat bertumbuh dengan
melibatkan warga jemaatnya dalam pembangunan gereja lokal, sebagaimana
dikehendaki oleh Tuhan Yesus Kristus.
Berbagai cara dapat dilakukan dalam melatih jemaat Tuhan. Salah caranya yang
dilakuka adalah melalui pemuridan. Lewat cara pemuridan, jemaat dapat diarahkan
ke suatu arah tujuan pelayanan supaya mengalami pertumbuhan.
Presiden Amerika Serikat yang terkenal, Abraham Lincoln,
pernah berkata, “kalau kita sudah tahu di mana kita berada, dan kemana kita
hendak pergi, kita dapat merencanakan apa yang kita harus lakukan dan bagaimana
cara melakukannya.” Dalam pemuridan pun kita harus tahu kemana kita akan pergi
dan bagaimana kita dapat sampai ke tujuan itu.[2]
Melibat Jemaat Lokal
Gereja akan mengalami kemajuan dan perkembangan sedemikin ketika warga
jemaatnyya dilibatkan dalam pelayanan bersama. Pelayanan bersama membutuhkan
kebersamaan pula, yaitu sehati, sepikir, sepennggungan dan satu tujuan. Kita
tidak boleh saling membiarkan jemaat untuk tidak terlibat dalam pelayanan
gereja lokal, sebab gereja lokal membutuhkan jemaat lokal juga untuk bergerak
bersama dalam pelayanan. Mereka memiliki talenta-talenta yang dapat dipakai
oleh Tuhan dalam pelayanan.
Masing-masing jemaat memiliki kapasitasnya masing-masing dalam turut serta
membangun jemaat Tuhan. Demikian dengan segala pemikirannya untuk dapat
bekerja. Joyce Meyer berkata;
Tahukah Anda bahwa pemikiran bisa bekerja bagi Anda atau
melawan Anda, tergantung bagaimana Anda melatih pikiran Anda? Ketika pikiran
Anda bekerja bagi Anda, pikiran Anda akan membantu Anda untuk berfikir positif,
meraih tujuan-tujuan dalam hidup, dan memikirkan pemikiran-pemikiran yang
membuat Anda mampu menikmati keseharian Anda. Namun ketika pikiran Anda melawan
Anda, pikiran Anda bisa membuat Anda negatif dan putus asa, menghalangi Anda
untuk mencapai apa yang Anda inginkan atau perlukan, dan membuat Anda memiliki
pemikiran-pemikiran yang membuat Anda merusak diri senndiri.[3]
Pertanyaannya, adalah ;
1.
Apakah jemaat mau atau tidak mau dilibatkan?
2.
Apakah gereja tidak mengerti melibatkan mereka dalam
pelayanan gereja?
3.
Apakah gereja memberikan ruang yang lebih luas kepada
warganya untuk terlibat dalam
pelayanan gereja?
4.
Apakah ada syarat-syarat tertentu yang disyaratkan oleh
gereja tertentu dalam mengiizinkan
warganya terlibat dalam pelayanan?
5.
Maukah gereja melakukan perubahan yaitu dengan menerima
jemaat lokal terlibat dalam
pelayanannya serta melatih
dan mendidik mereka sehingga siap melayani Tuhan-nya?
Semua pertanyaan tersebut diatas hanya dapat di jawab oleh masing-masing gereja
dimana kita terlibat dalam pelayanan. Tetapi saya boleh menghimbau setiap
pemimpin dalam suatu gereja lokal untuk membuka ruang kepada setiap warga
gerejanya dalam memberikan kesempatan kepada warga gerejanya untuk melibatkan mereka
dalam pelayanan, atau setidak-tidaknya, kepada kita yang ada di kelas ini,
siapa saja, dalam artian apapun keberadaan kita di medan pelayanan kita, supaya
menghimbau setiap orang yang memiliki kapasitas sesuai kewenangan mereka untuk
membuka akses bagi warga gereja supaya melibatkan mereka dalam pelayanan.
Beberapa bidang pelayanan yang dapat menjadi gambaran bagi untuk melibatkan
warga jemaat dalam suatu gereja lokal, antara lain seperti diungkapkan Pdt. Dr.
H. L. Senduk.
Dalam kalangan kita ada 6 tingkat pelayanan Pekabaran
Injil, yaitu:
a.
Sekolah Minggu (Kebaktian Anak-anak)..
b.
Kebaktian Remaja.
c.
Kebaktian Pemuda.
d.
Kebaktian Rumah Tangga (Ibadah Keluarga).
e.
Kebaktian dalam Gereja.
Tetapi masih ada banyak kegiatan pelayanan lainnya yang
membutuhkan tenaga pelayanan diluar yang ditulis oleh bapak Pdt. Dr. H. L.
Senduk tersebut diatas.
Membangun Kurikulum.
Belajar menjadi suatu keharusan bagi semua orang. Orang dapat mengerti segala
sesuatu adalah lewat belajar. Skinner, seperti dikutip Barlow (1985) dalam
bukunya Educational Psychologi: the Teaching-Leaching Proces, berpendapat bahwa
belajar adalah suatu proses adaftasi (penyesuaian tingkah laku) yang
berlangsung secara progresif.[5]
Gereja ternyata membutuhkan kurikulum menuju pembangunan kemajuannya. Ketika
kita hendak bergerak dalam melibatkan warga jemaat dalam pelayanan, jemaat yang
mau dan atau bersedia, seringkali mendapat kesulitan dalam mengatasi
permasalahan yang timbul dalam pelayanan yang mereka terima dan laksanakan itu.
kurangnya pengetahuan akan membuat timpang suatu pelayanan. Semangat panggilan
kita tidaklah cukup untuk menghantarkan kita kepada keberhasilan. Pelatihan dan
pendidikan yang kita terima, bilamana tidak dirancang dengan kurikulum yang
baik, sesuai kebutuhan maka akan menghasilkan pelayanan yang tidak opptimal.
Sering kita menemukan pepatah yang mengatakan, ‘gara-gara setetes nila, maka
rusak susu sebelanga.’ Sedikit kesalahan dapat merusakkan segudang kegiatan
yang sudah dilaksanakan. Kekurang mampuan kita untuk memahami, mengerti seluk
beluk pelayanan kita, akan membuat kita keliling-keliling seperti umat Israel,
yang setidak-tidaknya selama empat puluh hari perjalanan, mereka sudah bisa
tiba di Tanah Kanaan, ternyata hingga empat puluh tahun, dengan segala resiko
yang sangat fatal, bahkan kematian yang mengerikan. Akhirnya hanya dua orang Joshua
dan Kaleb yang tiba di Tanah Kanaan, sedangkan yang lainnya adalah mereka yang
lahir di dalam perjalanan itu. Hal yang seperti itupun bisa terjadi dalam
pelayanan kita, dimana kita sudah puluhan tahun melayani, namun tidak
berkembang karena kurangnya pemahaman dan atau pengetahuan untuk itu, sedangkan
ada orang yang baru beberapa tahun saja memulai pelayanannya, karena sudah
memenuhi kebutuhan seperti yang dibutuhkan dalam pelayanan itu, pelayanannya
cepat berkembang dan mengalami kemajuan.
Bangunlah Kurikulum sesuai kebutuhan warga jemaat.
Dari kamus Wikipedia (internet) dikatakan bahwa;
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan
oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran
yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam suatu periode jenjang
pendidikan.[6]
Dari pernyataan diatas dapat kita tangkap bahwa ketika
gereja membuat kurikulum untuk warga jemaatnya sesuai kebutuhan pelayanannya,
maka bisa dipastikan bahwa semua yang terlibat dalam mata pelajaran tersebut
akan mendapat pengertian dan penjelasan yang benar, guna membekali mereka dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan kewajiban pelayanannya dalam sebuah gereja
lokal.
Karena itu gereja yang telah melaksanakan pelatihan warga
jemaatnya dengan kurikulum yang sesuai kebutuhan mereka, pasti atau setidaknya,
gereja itu akan mengalami kemajuan, pertumbuhan dalam pengembangan jemaat lokalnya.
Kesimpuan dan Penutup
Saya akhirnya menarik kesimpulan, sebagai berikut :
1.
Warga jemaat dalam suatu gereja lokal, masing-masing
memiliki talenta-talenta yang yang dapat
dipergunakan dalam
membangun sebuah gereja lokal.
2.
Warga jemaat dalam sebuah gereja lokal, membutuhkan ruang
atau akses yang lebih untuk
mereka terlibat atau
dilibatkan dalam suatu pelayanan gereja lokal.
3.
Warga jemaat yang menerima pendidikan atau pelatihan
dalam membangun suatu gereja lokal,
akan lebih efektif bahkan
efisien dalam melaksanakan tugas pelayanannya dari pada yang tidak
menerima pendidikan atau
pelatihan untuk itu.
4.
Melibatkan warga jemaat dalam suatu pelayanan, akan
membuat suatu gereja lokal bertumbuh
baik secara kualitatif
maupun secara kuantitatif.
Akhir kata bahwa segala sesuatu yang kita rancang dan laksananakan di dunia ini
tentullah ada kekurangan alias tidak sempurna, tetapi lebih baik berbuat
sekalipun ada kekurangan dari pada tidak berbuat sama sekali yang justru akan
membuat kita mandul alias tidak menghasilkan buah.
Semoga ceramah ini bermamfaat bagi bapak, ibu sekalian.mohon maaf kalau ada
yang kurang. Tuhan Yesus Kristus, memberkati kita semua dengan segala
kelimpahan rahmat an anugrah-Nya. Amin.
[1]Watchman Nee, Penghidupan Orang Kristen yang Normal (Surabaya,
Yayasan Perpustakaan Injil, 1992), 224.
[2]Carol Fish, Menjadi dan Menjadikan Murid Kristus (Bandung, Kalam hidup,
tt.), 85.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar