Selasa, 28 April 2015

MEMBANGUN KEBERSAMAAN



MEMBANGUN KEBERSAMAAN - KEPEMIMPINAN
( Persfektif  Kebangsaan )
Oleh : Drs. Jamanarik Nainggolan.

Salam Sejahtera untuk kita semua.
Kekuatan kita juga ada pada kebersamaan. Pepatah mengatakan; “Satu lidi mudah dipatahkan, tetapi banyak lidi tidak mudah dipatahkan.”  Pepatah ini berbicara tentang kebersamaan. Kekuatan kita akan menjadi besar dan bahkan bisa sangat besar ketika kita berada dalam kebersamaan.
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Jadi kebersamaan itu sangat vital, penting sekali bagi umat Tuhan dan gereja-Nya. Kalau kita membangun kebersamaan, maka kita akan hidup rukun. Kerukunan akan mendatangkan berkat dan kesatuan atau persatuan (kebersamaan) akan menghasilkan kuasa atau juga kekuatan.
Ada orang berkata, bahwa kebersamaan itu hanya ada (bisa terwujud) pada kelompok atau golongan tertentu saja. Bagi yang berbeda agama, suku atau rasnya, tidak mungkin ada kebersamaan, kebersamaan saat ini memang sukar diwujudkan. Dan memang kalau kita perhatikan, ada orang atau kelompok yang ekslusif, dimana mereka berkata bahwa kelompoklah yang benar, yang lain tidak benar. Pengajaran yang seperti ini mereka gembar-gemburkan yang membuat kelompok tersebut tertutup dan tidak mau bergabung dengan kelompok lainnya, terutama dalam kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk kebersamaan.
Dalam skala kecil, misalnya di Kabupaten Bandung, kita menemukan betapa sulitnya orang bersatu. Dari sekitar 3,4 juta penduduk Kabupaten Bandung, berapa banyak yang mau bersatu untuk membangun bangsa ini, khusus kota Kabupaten Bandung. Orang-orang muda sudah seharusnya melihat jauh ke depan; apa potensi dan apa yang dapat dilakukan oleh orang-orang muda, lebih lagi para pemimpin di kota Kabupaten Bandung ini.
Kebersamaan adalah kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi untuk menjawab tantangan yang sedang terjadi dan yang akan terjadi ke depan.
Kebersamaan ini akan mendatangkan anugrah Tuhan atas bangsa kita, ketika kita duduk bersama, memikirkan dan memecahkan bersama persoalan-persoalan yang sudah terjadi, sedang terjadi, akan terjadi; solusi apa yang kita dapat atau akan lakukan sehingga persoalan-persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini dapat dipecahkan bersama.
Tetapi sebenarnya persoalan-persoalan yang sedang terjadi di antara kita ditengah-tengah bangsa ini, sedemikian pelik yang benar-benar telah terjadi saling melukai hati dan atau perasaan di antara kita, yang juga mengakibatkan pengelompokan secara eksklusif. Bangsa ini membutuhkan perhatian yang serius, dimana kebutuhan rohani mereka maupun kehidupan mereka sehari-sehari sangat perlu mendapat perhatian dari hamba-hamba Tuhan dan para Pemimpin yang berhati mulia. Saat ini hal tersebut hampir saja terabaikan, memang hal ini memerlukan perhatian dari kita semua.
Di sebahagian tempat terjadi, bahwa kebersamaan dapat terwujud ketika terjadi mereka sama-sama teraniaya, maka muncul rasa kebersamaan, minta bantuan kepada yang lainnya. Ketika ada badan atau lembaga tertentu yang dapat mengurus, maka kita pun datang kepada mereka. Di Kabupaten Bandung, kebersamaan harus kia wujudkan, di antara berbagai suku, bahasa yang berbeda dan latar belakang sosial dan budaya.
Badan Kerja Sama Gereja-Gereja dan Lembaga Pelayanan Kristiani (BKSG-LPK) dapat membantu mencari solusi atas persoalan tersebut saat ini, maka sudah seharusnya kita mulai bergerak bersama untuk bersatu membangun kota kita. Jadi kita semua harus dapat melihat situasi dan keadaan ini.
Bangsa Kita Membutuhkan Pemimpin yang Berhati Mulia.
Di dalam Kitab Suci, Allah seringkali dikatakan sedang mencari seseorang yang mempunyai ciri tertentu. Bukannya banyak orang, melainkan satu. Bukannya satu kelompok, melainkan satu pribadi. “Kota (Red) sangat membutuhkan pemimpin-pemimpin,” demikian keluh William E. Sangster.
Jika kita ingin memenuhi kewajibannya terhadap generasi yang akan datang, maka kebutuhannya yang sangat mendesak ialah kebutuhan akan seorang pemimpin yang berwibawa, yang rohani dan yang rela berkorban. Berwibawa, karena orang senang dipimpin oleh seseorang yang tahu ke mana ia pergi dan yang membangkitkan kepercayaan. (1)
Bangsa ini milik Allah. Umat juga milik kepunyaan Allah. Sebab Allah sendiri yang telah menciptakan umat-Nya. Ketika manusia memilih untuk menyimpang dari Allah, dengan cara menggadaikan dirinya kepada dosa, Allah sendiri yang datang memberi pengampunan atas dosa-dosa mereka.
Kita adalah hamba-Nya yang dipilihnya untuk melaksanakan seluruh kehendak-Nya di tengah-tengah bangsa ini.
Kepemimpinan adalah proses memotivasi, memobilisasi, memperlengkapi dan mengarahkan orang-orang untuk mengejar visi dari Tuhan yang dinyakini bersama oleh suatu kelompok dengan penuh gairah dan terencana. Seorang pemimpin membuat orang-orang bersukacita akan visi Tuhan. Ini adalah motivasi yang substansial, bukan motivasi yang sekarang menggebu-gebu tetapi besok “melempem”, yang terjadi karena kita meniup-niup “harga diri” orang, atau karena memuji-muji impian satu dimensi mereka tentang kehebatan, yang menyebabkan orang-orang itu terinspirasi secara tidak realistik. (2)
Bangsa ini harus melangkah dalam satu tujuan, dan visi yang diberikan adalah mewujudkan persatuan dan kesatuan bagi bangsa ini, tetapi hal itu juga harus dimulai dari para pemimpin itu sendiri. Seseringkali, justru para pemimpinlah yang menggaburkan tonggak kebersamaan itu ditengah-tengah suatu bangsa. Itulah sebabnya kita benar-benar membutuhkan dan mencari pemimpin yang siap menyingsingkan lengannya dan mau berkorban untuk membayar harga kebersamaan yang Tuhan kehendaki. Kita terus mencari pemimpin yang berhati mulia untuk dapat dipakai Tuhan mewujudkan kebersamaan.
Orang yang mencari visi adalah seseorang yang akhirnya menyadari kegunaan dan harapan yang diperoleh melalui visi Allah untuk hari-hari mendatang. Setelah menempuh perjalanan untuk menemukan visi yang Allah miliki, mereka masih merasa tidak aman mengenai peranan mereka dalam proses ini dan belum merasa yakin terhadap visi itu sendiri. Meskipun demikian, mereka telah melewati masa krisis mengenai konsep visi dan sekarang secara aktif mengejar gambaran yang besar. Mungkin motto yang lazim dipakai oleh orang-orang pada tahap perkembangan ini adalah : “Mestinya hidup lebih dari sekedar ini.” (3)
Adanya visi menuntut kepemimpinan yang kuat, efektif, pejuang visi harus dengan berani dan terus menerus menegaskan kepemimpinannya namun harus mendasarkannya pula pada isi dan komitmen terhadap visi. – George Barna.
Tantangannya sekarang pada kota Kabupaten Bandung, seberapa banyak dari antara jutaan masyarakat yang bersedia memberi diri untuk tujuan membangun kota ini, bukan oleh dirinya sendiri ataupun oleh organisasinya, untuk melaksanakan Pembangunan, sehingga masyarakat yang makmur dan damai di dunia ini terwujud dengan segera. Kita semua bertanya dan terus menerus bertanya-tanya, sampai kapan kita akan mengalami nasip seperti sekarang ini di Indonesia? Berapa banyak lagi yang akan mengalami penyaniayaan, berapa jumlah orang yang akan menjadi korban kekerasan, akibat perlakuan yang semena-mena orang atau kelompok tertentu? Siapa saja yang mau dan rela ambil bagian untuk perduli dan bersedia menjawab tantangan tersebut?
Leroy Eims, dalam bukunya yang berjudul, 12 Ciri Kepemimpinan yang Efektif, menyatakan, empat syarat yang vital yang harus ada pada seorang pemimpin, yaitu :
1.     Kejujuran
2.     Kesetiaan
3.     Kemurahan Hati
4.     Kerendahan hati.
Dua prinsip tambahan secara khusus banyak membantu apabila membina calon-calon pemimpin, yaitu :
1.     Memilih dengan Bijaksana
2.     Investasikan waktu. (4)
                                                                                                                            
Berdoa untuk Pemimpin.
            Kita kekurangan pemimpin yang siap dipakai untuk kebersamaan, persatuan dan kesatuan. Banyak pemimpin yang dapat mengajar dan mengkhotbah kebersamaan, tetapi sangat sedikit yang siap sedia untuk melakukannya.
            Di tempat lainnya, kita banyak  menemukan kasus, bahwa persoalan terjadi di antara para pemimpin dalam suatu bangsa. Pemimpin yang satu menjelak-jelekkan pemimpin lainnya, karena kehendaknya yang tidak tercapai, dlsb.
            Sungguh, kita harus berdoa untuk para pemimpin, sehingga para pemimpin tidak menghalangi atau menghambat rancangan mewujudkan kebersamaan dalam membangun bangsa ini. Yang sering didoakan adalah bangsa dan Negara, para pemimpin pemerintahan, pembangunan, korupsi, keuangan atau yang serupa itu. Jarang didoakan para pemimpin supaya bersatu; yang sakit hati, iri hati, yang saling membenci, atau yang serupa dengan itu, satu sama lainnya supaya bersatu dan bersama-sama meminta, supaya Tuhan memberikan hati yang baru dalam kebersamaan, persatuan dan kesatuan bagi para pemimpin tersebut. Karena itulah yang diharapkan untuk terjadi hari-hari ini. Dan hasilnya akan terlihat, kebersamaan terwujud, pemimpin akan melipatganda juga.
John C. Maxwell, dalam bukunya, Mengembangkan Kepemimpinan di Sekitar Anda menyatakan; Para pemimpin menciptakan dan mengilhami pemimpin-pemimpin yang baru dengan menanamkan keyakinan di dalam kesanggupan-kesanggupan kepemimpinan mereka serta membantu mereka mengembangkan dan mengasah keterampilan-keterampilan kepemimpinan yang tidak mereka sadari bahwa mereka memilikinya. (5)
Jadi kita sangat perlu berdoa dan bergumul untuk para pemimpin, sehingga para pemimpin melaksanakan apa yang benar, jujur dan perduli akan pembangunan bangsa dan negara ini.
Dalam bukunya yang berjudul 21 Kualitas Kepemimpinan Sejati, John C. Maxwell menyatakan, apakah yang harus diketahui semua orang tentang karakter?
1.     Karakter adalah lebih dari sekedar perkataan
2.     Talenta adalah Karunia, namun Karakter adalah Pilihan
3.     Karakter membawa Sukses yang langsung dengan orang lain
4.     Seorang pemimpin tak dapat melampaui keterbatasan Karakternya.(6)
Berapa banyak para pemimpin yang memiliki karakter yang baik? Bangsa ini sangat  membutuhkan Kepemimpinan yang berkarakter, berbudi luhur dan berahlak mulia, maka harapan dalam membangun kebersamaan menuju pembangunan suatu bangsa yang kuat dan bersatu seperti yang kita harapkan akan terwujud.
Larry S. Julian, God is My CEO (Kepemimpinan Melalui Teladan) halaman 120-122, menyimpulkan :
1.     Kepemimpinan melalui Teladan.
Intinya, kita harus mencerminkan sifat yang baik agar dapat dilihat oleh orang lain.
2.     Rasa Hormat.
Setiap pemimpin memiliki keyakinan yang kuat bahwa setiap individu harus diperlakukan dengan penuh rasa hormat dan bermartabat.
3.     Belas Kasih.
Tidak seorangpun dapat mencegah kita untuk berdoa bagi orang lain. Juga tidak seorangpun dapat mencegah kita menjadi siapa kita kecuali diri kita sendiri. (7)

Keluar Kandang dan Bergabung dengan Pemimpin Visioner lainnya.
            Saat ini dicari para pemimpin yang mau mengambil keputusan untuk keluar dari kandang pikirannya yang salah dan bergabung untuk memikirkan bersama dan mencari solusi atas persoalan-persoalan yang sedang terjadi. Kita harus bersatu padu untuk membangun kekuatan sehingga dapat berjalan dengan lancar untuk membangun bangsa ini.
Musuh bangsa ini terus menerus membangun strategi untuk menghancurkan bangsa ini, sementara para pemimpin masih hanya sibuk di dalam. Kita kurang perduli akan penderitaan saudara kita yang lainnya. Banyak pemimpin tidak mau perduli dengan saudaranya yang lain, yang penting mereka sendiri aman. Bahkan ada juga yang senang atas penderitaan orang yang lainnya. Sangat sedikit orang yang perduli.
            Kini saatnya kita harus bergandengan tangan untuk mengerjakan pekerjaan yang sulit ini. Jikalau kita sibuk apalagi sangat sibuk karena urusan pribadi kita, maka bagaimana kita dapat melakukan kebersamaan ini untuk bangsa ini?
Dr. Rubin Adi Abraham menyatakan salah satu fungsi pemimpin adalah berhubungan dengan orang lain secara positif. Pemimpin harus menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain, dan berorientasi pada manusia (people oriented). Mereka mengilhami orang lain. (8)
Seorang pemimpin Kristen, disamping harus sudah lahir baru, ia haruslah memiliki kepribadian yang matang/dewasa, antara lain :
-      Jujur
-      Menjaga kesucian
-      Memiliki pendirian rohani yang teguh
-      Disiplin
-      Keberanian
-      Kerendahan hati
-      Rajin, mau bekerja keras
-      Rela berkorban / menderita
-      Kesabaran
-      Memperhatikan
-      Penuh dengan Roh Kudus
-      Hikmat
-      Dapat diteladani. (9)

Kualitas Kepemimpinan yang harus dimiliki :
1.     Berpandangan luas
2.     Penglihatan ke depan (Visi)
3.     Cakap / Terampil
4.     Mampu berkomunikasi dengan baik
5.     Mampu membuat keputusan
6.     Memiliki rasa humor
7.     Bisa marah untuk alasan dan pada waktu yang tepat
8.     Menjalin persahabatan
9.     Kemampuan melaksanakan.
Ketika seorang pemimpin memiliki kepribadian dan kualitas sebagaimana dimaksud tersebut di atas, maka diharapkan telah memenuhi harapan untuk dapat bergabung dengan para pemimpin yang lainnya dalam membangun kebersamaan.


Kesimpulan.

1.     Semua orang harus bersatu, berapapun harganya kita harus bayar untuk persatuan dan kesatuan, sehingga cita-cita kemerdekaan NKRI dapat terwujud.
2.     Bilamana para pemimpin bersatu, maka masyarakatpun akan bersatu.
3.     Kesatuan dan persatuan akan menghasilkan kekuatan yang luar biasa.

Daftar Pustaka :
(1).  Kepemimpinan Rohani, hal. 16,17 – J. Oswald Sanders.
(2).  A Fish Out of Water, hal. 6 – George Barna.
(3).  Visi ke dalam Aksi, hal. 145 – George Barna.
(4).  12 Ciri Kepemimpinan yang Efektif, hal. 61-71 – Leroy Eims.
(5).  Mengembangkan Kepemimpinan di Sekeliling Anda, hal. 11 – John C. Maxwell.
(6).  21 Kualitas Kepemimpinan Sejati, hal. 13,14 – John C. Maxwell.
(7).  God is My CEO, hal. 120-122 – Larry S. Julian.
(8).  Kepemimpinan Kristen dan Trend Global, hal. 50 – Dr. Rubin Adi Abraham.
(9). Kepemimpinan Kristen dan Trend Global, hal. 10-16. – Dr. Rubin Adi Abraham.

Catatan :
Nara Sumber  adalah :
-      Ketua Umum BKSG-LPK Kab. Bandung.
-      Seketaris PGPI Prov. Jawa Barat.
-      Penasehat PGLII Prov. Jawa Barat.
-      Ketua Umum PARTONA Se Bandung Raya.
-      Menyelesaikan S1 dari UNINUS Bandung  tahun 1990.
-   Study akhir di STT Kharisma Bandung.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar